1. Mengapa anda harus belajar bisnis ?
Jawaban :
Karena bisnis itu sangat di butuhkan dalam kehidupan sehari-hari . Dimana bisnis dapat diartikan sebagai suatu usaha atau perdagangan yang menyediakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan untuk mendapatkan laba bagi pelaku bisnis atau usahawan tersebut .
Pelaku bisnis harus mampu memadukan 4 sumber daya,yaitu :
a. Sumber daya materi
b. Sumber daya manusia
c. Sumber daya keuangan
d. Sumber daya informasi
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi iklim bisnis di Indonesia ?
Jawaban :
Faktor-faktornya,yaitu :
a. Faktor tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja
b. Faktor perekonomian daerah
c. Faktor infrastruktur fisik
d. Faktor kondisi sosial politik
e. Faktor institusi . Faktor institusi yang dimaksud, terutama ialah institusi birokrasi (pemerintah).
Untuk kasus Indonesia, birokrasi banyak disorot karena justru melahirkan iklim bisnis yang tidak kondusif. Studi Bank Dunia (2004) menunjukkan, alasan utama investor khawatir berbisnis di Indonesia adalah ketidakstabilan ekonomi makro, ketidakpastian kebijakan, korupsi (oleh pemerintah daerah maupun pusat), perizinan usaha, dan regulasi pasar tenaga kerja.
Ketidakpastian kebijakan contohnya adalah pemberlakuan PP No. 63/2003 yang diberlakukan surut sejak 1995 di Batam. PP mengenai pajak penjualan barang mewah (PPnBM) dan pajak pertambahan nilai (PPN) tersebut mengakibatkan 25 perusahaan penanaman modal asing (PMA) dikabarkan akan hengkang dari Batam.
Mengenai pungli, reputasi birokrasi Indonesia tak usah diragukan lagi. Pungli telah ada sejak mencari bahan baku, memproses input menjadi output, hingga tahapan ekspor. Rata-rata persentase pungli terhadap biaya ekspor setahun adalah 7,5 % yang diperkirakan sebesar Rp 3 triliun atau sekitar 153 juta dolar AS! (Kuncoro, 2006).
Perizinan usaha juga sering dikeluhkan. Kegiatan bisnis sering tertunda karena untuk melakukan bisnis di Indonesia butuh waktu 168 hari untuk mengurus perizinan berbelit-belit dengan biaya yang dapat mencapai rata-rata 14,5 % dari rata-rata pendapatan pengusaha.
Inilah gambaran sekilas fakta iklim bisnis, sekaligus fakta iklim bisnis yang tidak kondusif dalam kasus perekonomian Indonesia. Para birokrat dan pejabat Indonesia baik di pusat maupun daerah lebih bangga berperilaku sebagai predator daripada menjadi fasilitator bagi penciptaan iklim bisnis yang sehat dan kondusif.
Sumber :